Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 02 Desember 2013

Tulisan Etika Profesi Akuntansi ke 6


PERAN TEKNOLOGI KOMPUTER TERHADAP PROFESI AKUNTAN
DALAM SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
DI ERA GLOBALISASI

Profesi Akuntan dalam Era Perdagangan Bebas
Sejalan dengan kemajuan perekonomian satu negara maka sektor jasapun semakin berkembang. Bahkan mulai dekade 90-an perdagangan jasa telah mengalami peningkatan yang lebih besar dari perdagangan barang. Hal ini dukung oleh kemajuan teknologi informasi, spesialisasi dan diferensiasi produk. Perdagangan bebas disektor jasa termasuk didalamnya profesi akuntan publik, dengan diberlakukannya ketentuan General Agreement on Trade in Services (GATS) disatu sisi merupakan tantangan dan di sisi lain merupakan peluang. Tantangan yang harus dihadapi oleh akuntan di di era GATS adalah, seperti :
  • Masuknya tenaga akuntan dari luar negeri yang apabila kita tidak siap akan merupakan pesaing berat. Apalagi mereka dibekali profesionalisme dan integritas tinggi, modal teknologi serta kemampuan berkomunikasi (bahas Inggris) yang baik akan menjadikan mereka sulit untuk ditandingi
  • Perkembangan ekonomi dan bisnis negara lain yang cukup pesat serta tuntutan masyarakat yang semakin komplek, perlu dipelajari dan dipahami termasuk kebijakannya, aturan-aturan, kelembagaan serta tingkah laku bisnisnya, supaya diteliti secara kontinyu dan cermat untuk dapat melakukan penetrasi pasar.
  • Dengan disetujuinya GATS, Indonesia seharusnya mulai meyesuaikan diri dengan ketentuan-ketentuan perdagangan jasa termasuk profesi akuntan dengan ketentuan dalam GATS.
  • Untuk dapat memahami specific commitments negara lain perlu penguasaan bahasa Inggris serta tekonologi informasi sehingga dapat memanfaatkan holes dan loopholes negara lain.

Menyikapi masalah yang muncul akibat perdagangan bebas di sektor jasa, profesi akuntan harus dapat mengubah tantangan yang ada menjadi suatu peluang. Dengan keterbukaan perdagangan jasa merupakan peluang bagi profesi akuntan Indonesia untuk menjangkau pasar dunia. Untuk melakukan hal tersebut tentunya diperlukan langkah-langkah strategis, seperti misalnya:
  • Mempelajari spesific commitments tentang kualifikasi standard teknis, prosedur perijinan dan hal-hal lain yang berkaitan dengan profesi akuntan dari negara lain.
  • Mengidentifikasi potensi profesi akuntan Indonesia di sektor mana yang sudah mempunyai keunggulan (comparative advantage) dan yang mana yang belum. Hal ini dilakukan sebagai dasar untuk menyusun spesific commitment Indonesia.
  • Menyesuaikan ketentuan-ketentuan tentang profesi akuntan dengan ketentuan dalam GATS.
  • Secara kelembagaan, IAI harus selalu menungkatkan integritas dan profesionalisme anggotanya


Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, akuntan sebaiknya harus bersikap optimis. Optimisme ini harus dibarengi dengan pengembangan kualitas sumber daya manusia akuntan melalui pendidikan yang terus-menerus sehingga profesional, menguasai IPTEK, mempunyai visi ke depan serta menjunjung tinggi moral dan etika. Pengembangan kualitas SDM akuntan salah satunya melalui penguasaan terhadap ketrampilan sistem informasi komputer. Ketrampilan sistem informasi komputer dilakukan untuk :
  • memperoleh pemahaman memadai tentang sistem informasi akuntansi dan pengendalian intern berbasis komputer,
  • menentukan dampak penggunaan komputer dalam SIA terhadap penaksiran resiko secara keseluruhan dan resiko pada tingkat saldo akun dan golongan transaksi,
  • untuk mendesain dan melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian subtantif yang tepat.

Peran Akuntan dalam SIA Terkomputerisasi
Definisi akuntansi yang dikeluarkan oleh American Institute of Certified Publik Accountants (AICPA) adalah sebagai berikut :
“Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah menyediakan data kuantitatif, terutama yang mempunyai sifat keuangan, dari kesatuan usaha ekonomi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dalam mengambil alternatif-alternatif suatu keadaan. ”

            Selanjutnya akuntansi yang merupakan sistem informasi tersebut dikenal sebagai sistem informasi akuntansi. Sumber dari informasi adalah data, khususnya untuk sistem informasi akuntansi adalah transaksi, yang hasil akhirnya berupa laporan keuangan. Moscove mengemukakan definisi Sistem Informasi Akuntansi sebagai berikut :
”Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, memproses, menganalisis, mengkomunikasikan informasi pengambilan keputusan dengan orientasi finansial yang relevan bagi pihak-pihak luar dan pihak-pihak dalam perusahaan (terutama manajemen).”

            Digunakannya komputer sebagai alat bantu dalam memproses atau mengolah data tidak mengubah hakikat sistem informasi akuntansi, tetapi prosedur dan tata cara pengolahan datanya menjadi berbeda dibanding dengan sistem manual. Penggunaan komputer akan lebih kompleks dan rumit serta memerlukan pengetahuan khusus mengenai komputer. Namun pengolahan data dengan komputer dapat dilakukan dengan mudah, cepat dan kapasitasnya lebih banyak, dan tentunya informasi yang dihasilkanpun akan lebih cepat, lebih banyak dan lebih akurat. Tidak dapat pungkiri bahwa kemampuan komputer dalam mambantu akuntan dalam mengolah data jauh lebih akurat dan lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan sistem manual. 

    Informasi akuntansi berbasis komputer berpengaruh terhadap peran akuntan dalam SIA. Minimal seorang akuntan harus dapat mengoperasikan komputer, karena profesi akuntan memiliki hubungan yang sangat erat dalam sistem informasi akuntansi. Profesi akuntan sebagai akuntan publik terutama memberikan jasa dalam bidang pemeriksaan akuntan (auditing). Untuk organisasi yang telah terkomputerisasi dalam melakukan audit akuntan tidak lagi menerapkan pemeriksaan lama (manual), hal ini disebabkan karena audit trail tidak lagi ditemukan. Dalam sistem akuntansi manual, hanya diolah data finansial saja, dan berorientasi pada transaksi atau catatan-catatan masa lalu dan laporan keuangan. Sesuai dengan perkembangan perekonomian, banyak oraganisasi bisnis yang berkembang dan menjadi kompleks. Disamping itu persaingan pasar yang semakin ketat menyebabkan peranan akuntan menjadi lebih meningkat. Dan semakin luas ukuran organisasi dalam menggunakan komputer, maka kompleksitas pemeriksaan juga semakin luas, karena sebagian besar audit trail tidak lagi ditemukan. Pekerjaan akuntan secara teknis sudah digantikan oleh lomputer sehingga ada tambahan waktu luang untuk membantu manajemen dalam pengambilan keputusan. Akuntan dapat berkonsentrasi pada pengembangan dan pengendalian sistem yang sedang berjalan. Dan hampir sebagian besar akuntan di era globalisasi ini mempunyai akses pada komputer dan menjadi pengguna utama komputer. Hal ini terjadi karena akuntan selain menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan juga sekaligus sebagai pemakai informasi. 

Dalam SIA berbasis komputer, ada 3 pendekatan yang dilakukan oleh akuntan dalam melakukan auditing (Jack C. Robertson and Fredrick G. Davis, 1985) ;
  • Auditing Around The Computer. Pemeriksaan dilakukan hanya disekitar komputer. Pendekatan ini memperlakukan komputer dalam perusahaan sebagai black box. Asumsi yang digunakan adalah apabila sampel keluaran dari suatu sistem ternyata benar berdasarkan masukan sistem tadi, maka pemrosesannya tentunya dapat diandalkan.
  • Auditing With The Computer. Komputer telah dimanfaatkan sebagai alat bantu dalam pemeriksaan, seperti melakukan penulisan, perhitungan, pembandingan dan sebagainya. Fasilitas program audit yang berlaku umum untuk berbagai klien (Generalized Audit Softwarwe) juga digunakan dalam pendekatan ini.
  • Auditing Trough The Computer. Akuntan memasukkan data kedalam komputer untuk diproses hasilnya, kemudian dianalisis untuk memeriksa keandalan dan kecermatan program komputer tersebut. Disini komputer tidak lagi diperlakukan sebagai black box. Dari ketiga pendekatan diatas, akuntan dalam melakukan pemeriksaan akan lebih baik jika menggunakan auditing trough the computer, karena dengan pendekatan ini akuntan tidak percaya sepenuhnya terhadap sistem komputer perusahaan, tetapi juga melakukan pengujian mengenai kehandalamn SIA dalam perusahaan. Sehingga akuntan dalam melaksanakan tugasnya sebagai akuntan publik memenuhi tanggung jawab terhadap Kode Etik Akuntan.

            Dengan perkembangan teknologi dan perekonomian yang terus menerus juga berdampak pada perkembangan komputer dalam menghasilkan informasi akuntansi yang cepat, tepat dan akurat, serta bentuk komputer yang semakin kecil dan berorientasi pada pemakai mengakibatkan kecenderungan dilakukannya komputerisasi terhadap pekerjaan akuntansi. Adanya kecenderungan ini tentunya banyak berpengaruh terhadap profesi akuntan, karena akuntan harus berhubungan langsung dengan komputer dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi akuntan untuk dapat memahami dan menguasai pengetahuan tentang komputer guna menunjang pekerjaannya dalam memeriksa laporan keuangan yang suatu organisasi yang menggunakan SIA terkomputerisasi. Teknik audit berbantuan komputer dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi prosedur audit khususnya dalam pemerolehan dan pengevaluasian bukti audit, seperti :
  • Beberapa transaksi dapat diuji lebih efektif dengan menggunakan komputer jika dibandingkan dengan manual pada tingkat biaya yang sama.
  • Dalam penerapan prosedur analitik, transaksi atau saldo akun dapat direview dan dicetak laporannya atas pos-pos yang tidak biasa, dengan cara yang lebih efisien dengan menggunakan komputer bila dibandingkan dengan cara manual.

            Karena globalisasi identik dengan teknologi komputer , maka secara khusus mempunyai pengaruh terhadap profesi akuntan dalam melaksanakan tugasnya. Akuntan publik merupakan suatu profesi yang tidak hanya didasari oleh ilmu akuntansi, tetapi lebih luas lagi harus didukung oleh ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang relevan dalam bidang kerjanya, dan salah satunya adalah ketrampilan dalam bidang teknologi informasi yang menggunakan komputer. Teknologi informasi merupakan alat organisasi dalam merespon dan memenuhi tuntutan lingkungan serta mewujudkan inovasi yang memerlukan pengembangan yang terencana dan terarah sesuai dengan misi perusahaan. Dalam hal ini peran akuntan publik sangatlah penting dalam menciptakan sistem pengendalian manajemen dan sistem perencanaan strategis yang komprehensif dan koheren. Peran penting ini harus diimplikasikan bagi semua akuntan. Seorang akuntan harus mampu memperluas kompentensinya dengan lebih banyak menguasai ilmu-ilmu yang selama ini mungkin dianggap kurang relevan namun kenyataannya justru dapat meningkatkan kemampuannya dalam bersaing. Dan secara vertikal, akuntan harus lebih menguasai pengetahuan dan ketrampilan tertentu salah satunya melalui program spesialisasi. Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa tidaklah mudah profesi akuntan dalam menjalankan tugasnya, karena banyak tantangan yang harus dihadapi di era globalisasi yang diwarnai oleh era perdagangan bebas dan salahsatunya adalah perkembangan teknologi komputer.

Sumber :
Astutin, Sari . 2008 . “Peran Teknologi Komputer Terhadap Profesi Akuntan Dalam Sistem Informasi Akuntansi di Era Globalisai ” . Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 3, No. 2, 2008. Di kutip dalam http://imanph.files.wordpress.com/2009/02/peran-teknologi-komputer-terhadap-profesi-akuntan-dalam-sistem-informasi-akuntansi-di-era-globalisasi.pdf

0 komentar:

Posting Komentar