STANDAR COSTING
Konsep
Biaya Standar
Pengertian Biaya Standar
Secara
umum standar diartikan sebagai suatu kesatuan pengukuran yang ditetapkan
sebagai suatu pedoman dalam melaksanakan pekerjaan. Standar adalah suatu ukuran
kuantitas yang harus dicapai sehubungan dengan adanya operasi atau kegiatan
tertentu. Biaya standar dapat diartikan biaya yang diperhitungkan secara wajar
harus terjadi di dalam memproduksi suatu barang, jadi biaya standar adalah
standar kuantitas input yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit produksi
tertentu .
Nafarin
(2003) yang dikutip oleh Winda ( 2011 ), mendefinisikan biaya standar sebagai
harga pokok yang ditentukan di muka dan merupakan harga pokok yang seharusnya. Harga
pokok yang seharusnya adalah harga pokok yang digunakan sebagai pedoman untuk
menilai harga pokok yang sesungguhnya yang paling efisien. Biaya standar adalah
biaya yang ditetapkan dengan seksama untuk satu unit keluaran. Menurut Mulyadi
(2000) yang dikutip oleh Winda (
2011 ), biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang merupakan
jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau
untuk membiayai kegiatan tertentu, di bawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi,
dan faktor-faktor lain tertentu.
Tipe –Tipe Standar
Menurut Hansen dan Mowen (2006) yang
dikutip oleh Winda ( 2011 ), standar umumnya diklasifikasikan baik sebagai
sesuatu yang ideal maupun yang saat ini dapat tercapai.
- Standar ideal (ideal standards). Standar ideal membutuhkan efisiensi maksimum dan hanya dapat dicapai jika segala sesuatu beroperasi secara sempurna. Tidak ada mesin yang rusak, menganggur, atau kurangnya keterampilan yang dapat ditoleransi.
- Standar yang saat ini dapat tercapai (currently attainable standards). Standar ini dapat dicapai dengan beroperasi secara efisien. Kelonggaran diberikan untuk kerusakan normal, gangguan, keterampilan yang lebih rendah dari sempurna, dan lainnya.
Manfaat Penetapan Biaya Standar
Penetapan biaya standar
sangat bermanfaat bagi manajemen
aktivitas perusahaan, karena standar biaya bermanfaat untuk :
- Pembuatan anggaran.
- Pengendalian biaya dan mengukur efisiensi.
- Mendorong upaya kemungkinan pengurangan biaya.
- Memudahkan dalam pencatatan dan penyiapan laporan biaya.
- Merencanakan biaya bahan baku, pekerjaan dalam proses maupun persediaan barang jadi.
- Sebagai pedoman penetapan harga penawaran dalam tender suatu proyek atau kontrak tertentu
Kelemahan Biaya Standar
Menurut
Mulyadi (2000) kelemahan biaya standar adalah sebagai berikut :
- Tingkat keketatan atau kelonggaran standar tidak dapat dihitung dengan tepat meskipun telah ditetapkan dengan jelas jenis standar yang ditentukan oleh perusahaan, tetapi tidak ada jaminan bahwa biaya standar telah ditetapkan dalam perusahaan secara keseluruhan dengan ketaatan atau kelonggaran yang relatif sama.
- Seringkali standar cenderung menjadi kaku atau fleksibel, meskipun dalam jangka pendek, keadaan produksi selalu mengalami perubahan, sedangkan standar jarang sekali dilakukan.
Penentuan Biaya Standar
Menurut
Nafarin (2003) yang dikutip oleh Winda ( 2011 ), penentuan biaya standar dibagi
dalam tiga bagian, yaitu biaya bahan baku langsung standar, biaya tenaga kerja langsung
standar, dan biaya overhead pabrik standar.
- Biaya
Bahan Baku Langsung Standar. Biaya
bahan baku langsung standar terdiri atas harga bahan baku langsung standar dan kuantitas bahan
baku langsung standar.
- Harga bahan baku langsung standar. Harga bahan baku standar adalah taksiran harga bahan baku per unit. Harga bahan baku langsung standar biasanya ditentukan dari daftar harga pemasok (supplier), katalog, atau informasi lain yang berhubungan dengan kemungkinan perubahan harga di masa akan datang
- Kuantitas Bahan Baku Langsung Standar. Kuantitas bahan baku langsung standar adalah taksiran sejumlah unit bahan baku yang diperlukan untuk memproduksi satu unit produk tertentu. Kuantitas bahan baku langsung standar dapat ditentukan dengan menggunakan penyelidikan teknis dan analisis catatan masa lalu. Penyelidikan teknis misalnya dengan mengadakan taksiran yang wajar terhadap bahan baku yang diperlukan untuk satu unit produk atau membuat percobaan operasi produksi. Analisis catatan masa lalu misalnya dengan menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk (pekerjaan) yang sama dalam periode tertentu pada masa lalu.
- Biaya
Tenaga kerja Langsung Standar. Biaya
tenaga kerja langsung standar terdiri atas tarif upah tenaga kerja langsung
standar dan jam tenaga kerja langsung standar. Tarif
Upah Tenaga Kerja Langsung Standar
- Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung Standar. Tarif upah tenaga kerja langsung standar adalah taksiran tarif upah tenaga kerja langsung per jam. Tarif upah tenaga kerja langsung standar dapat ditentukan atas dasar perjanjian dengan karyawan dan data upah masa lalu yang dihitung secara rata-rata.
- Jam Tenaga Kerja Langsung Standar. Jam tenaga kerja langsung standar adalah taksiran sejumlah satuan waktu yang diperlukan untuk membuat satu unit produk tertentu.
- Biaya Overhead Pabrik Standar. Biaya overhead pabrik standar dapat ditaksir atas dasar kapasitas normal. Misalnya dengan menghitung kapasitas normal dalam satu tahun x unit atau y jam kerja langsung dan biaya overhead pabrik satu tahun yang terdiri atas biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap. Jam kerja normal atau kapasitas normal adalah jam kerja yang digunakan untuk menentukan standar tarif pembebanan biaya overhead pabrik. Kapasitas normal merupakan suatu tingkat kapasitas operasi yang dapat dicapai dengan pemanfaatan secara maksimal semua input atas fasilitas sarana dan prasarana yang dimiliki oleh perusahaan. Sehingga pada akhirnya tercapai biaya per unit produk yang serendah mungkin.
Konsep
Pengendalian
Pengendalian dibutuhkan dalam setiap
pekerjaan untuk mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan agar sesuai dengan
yang direncanakan semula. Pengendalian adalah melihat ke belakang, memutuskan
apakah yang sebenarnya telah terjadi dan membandingkannya dengan hasil yang direncanakan
sebelumnya (Hansen dan Mowen, 2006). Menurut Rony (1990) yang dikutip oleh
Winda ( 2011 ), pengendalian berkaitan dengan usaha, prosedur, metode, dan
langkah yang harus ditempuh agar apa yang telah direncanakan dapat terlaksana
dengan baik untuk mencapai sasaran yang ditetapkan.
Biaya produksi harus dapat
dikendalikan agar tidak terjadi pemborosan.Oleh
karena itu diperlukan suatu metode yang dapat mengendalikan biaya produksi agar
berjalan secara efisien. Menurut Kuswadi (2005) yang dikutip oleh Winda ( 2011
), penentuan biaya standar dilakukan untuk mencapai produktivitas yang maksimum
dengan biaya serendah-rendahnya.
Analisis
Varians
Varians atau selisih menurut Hongren
(2008) yang dikutip oleh Winda ( 2011
) adalah perbedaan antara jumlah berdasarkan hasil aktual dan jumlah yang
dianggarkan, yakni jumlah aktual dan jumlah yang diperkirakan berdasarkan
anggaran. Varians adalah perbedaan yang terjadi antara biaya standar dengan
biaya sebenarnya yang mungkin menguntungkan atau sebaliknya.
Kuswadi (2005) yang dikutip oleh Winda
( 2011 ) mendefinisikan varians adalah selisih antara biaya standar dan biaya
aktual. Varians dianggap baik jika biaya aktualnya lebih kecil daripada biaya
standar dan sebaliknya. Jumlah varians untuk suatu periode biasanya terdiri
atas varians yang baik (favorable) dan varians yang tidak baik (unfavorable).
Varians ini berasal dari biaya standar bahan baku langsung, tenaga kerja
langsung, dan overhead pabrik. Dengan membandingkan biaya standar dan biaya
aktual, manajemen diharapkan dapat memperhatikan varians-varians yang terjadi
dan dapat mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan. Hongren (2008) yang
dikutip oleh Winda ( 2011 ) membagi varians ke dalam dua bagian yaitu:
- Varians Harga. Varians harga adalah perbedaan antara harga aktual dan harga yang dianggarkan dikali dengan kuantitas masukan aktual, seperti bahan baku yang digunakan atau dibeli.
- Varians Efisiensi / Kuntitas. Varians efisiensi adalah perbedaan antara kuantitas masukan aktual dan anggaran kuantitas masukan yang seharusnya digunakan untuk memproduksi keluaran aktual dikali dengan harga yang dianggarkan. Analisis varians digunakan untuk evaluasi kinerja. Ada dua hal yang menjadi penilaian menurut Hongren (2008), yaitu :
- Efektifitas, yaitu tingkat pencapaian tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
- Efisiensi, yaitu jumlah relatif masukan yang digunakan untuk mencapai tingkat keluaran tertentu. Makin sedikit masukan yang digunakan untuk mencapai tingkat keluaran tertentu atau semakin banyak keluaran untuk tingkat masukan tertentu maka semakin tinggi efisiensinya.
Selanjutnya
terdapat tiga catatan penting berkaitan dengan analisis varian baik untuk
selisih kuantitas maupun selisih harga, yaitu :
- Selisih harga dan kuantitas dapat dihitung untuk tiga elemen biaya yaitu bahan langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, meskipun selisih tersebut tidak disebut dengan nama yang sama dalam semua kas
- Meskipun selisih harga dapat disebut dengan nama yang berbeda tetapi dihitung dengan cara yang sama persis baik untuk bahan langsung, tenaga kerja maupun biaya overhead. Begitu pula dengan selisih kuantitas.
- Bahwa analisis selisih sebenarnya merupakan
suatau tipe analisis input-output. Input mewakili kuantitas sesungguhnya bahan
langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Output mewakili
produksi yang baik dalam periode tersebut dinyatakan dalam kuantitas standar
yang diperbolehkan untuk output sesungguhnya. Kuantitas standar yang
diperbolehkan berarti jumlah bahan langsung, tenaga kerja langsung atau biaya
overhead pabrik yang sebaiknya digunakan dalam menghasilkan output sesungguhnya
dalam periode tersebut. Hal ini berarti bahan, tenaga kerja dan overhead pabrik
lebih banyak atau lebih sedikit daripada yang sesungguhnya digunakan, tergantung
pada efisiensi dan ketidakefisienan operasi perusahaan.
SUMBER :Sasi, Sapta. 2011 . “ Penetapan Biaya Standard Dalam Perencanaan dan Pengendalian Biaya Produksi ( Studi Kasus PT Ajinomoto )” . Skripsi . Surabaya : Perbanas.Simamora, Henry . 2002 . Akuntansi Manajemen, Edisi 2. Yogyakarta : UPP AMP YKPN .
0 komentar:
Posting Komentar