Diberdayakan oleh Blogger.

Sabtu, 28 Desember 2013

Standar Costing


STANDAR COSTING
            Konsep Biaya Standar
Pengertian Biaya Standar
            Secara umum standar diartikan sebagai suatu kesatuan pengukuran yang ditetapkan sebagai suatu pedoman dalam melaksanakan pekerjaan. Standar adalah suatu ukuran kuantitas yang harus dicapai sehubungan dengan adanya operasi atau kegiatan tertentu. Biaya standar dapat diartikan biaya yang diperhitungkan secara wajar harus terjadi di dalam memproduksi suatu barang, jadi biaya standar adalah standar kuantitas input yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit produksi tertentu .
            Nafarin (2003) yang dikutip oleh Winda ( 2011 ), mendefinisikan biaya standar sebagai harga pokok yang ditentukan di muka dan merupakan harga pokok yang seharusnya. Harga pokok yang seharusnya adalah harga pokok yang digunakan sebagai pedoman untuk menilai harga pokok yang sesungguhnya yang paling efisien. Biaya standar adalah biaya yang ditetapkan dengan seksama untuk satu unit keluaran. Menurut Mulyadi (2000) yang dikutip oleh Winda      ( 2011 ), biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, di bawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi, dan faktor-faktor lain tertentu.

Tipe –Tipe Standar
            Menurut Hansen dan Mowen (2006) yang dikutip oleh Winda ( 2011 ), standar umumnya diklasifikasikan baik sebagai sesuatu yang ideal maupun yang saat ini dapat tercapai.
  1. Standar ideal (ideal standards). Standar ideal membutuhkan efisiensi maksimum dan hanya dapat dicapai jika segala sesuatu beroperasi secara sempurna. Tidak ada mesin yang rusak, menganggur, atau kurangnya keterampilan yang dapat ditoleransi. 
  2. Standar yang saat ini dapat tercapai (currently attainable standards). Standar ini dapat dicapai dengan beroperasi secara efisien. Kelonggaran diberikan untuk kerusakan normal, gangguan, keterampilan yang lebih rendah dari sempurna, dan lainnya.
Manfaat Penetapan Biaya Standar
            Penetapan biaya standar sangat bermanfaat bagi manajemen aktivitas perusahaan, karena standar biaya bermanfaat untuk :
  1. Pembuatan anggaran.
  2. Pengendalian biaya dan mengukur efisiensi.
  3. Mendorong upaya kemungkinan pengurangan biaya.
  4. Memudahkan dalam pencatatan dan penyiapan laporan biaya.
  5. Merencanakan biaya bahan baku, pekerjaan dalam proses maupun persediaan barang jadi.
  6. Sebagai pedoman penetapan harga penawaran dalam tender suatu proyek atau kontrak tertentu
Kelemahan Biaya Standar
Menurut Mulyadi (2000) kelemahan biaya standar adalah sebagai berikut :
  1. Tingkat keketatan atau kelonggaran standar tidak dapat dihitung dengan tepat meskipun telah ditetapkan dengan jelas jenis standar yang ditentukan oleh perusahaan, tetapi tidak ada jaminan bahwa biaya standar telah ditetapkan dalam perusahaan secara keseluruhan dengan ketaatan atau kelonggaran yang relatif sama.
  2. Seringkali standar cenderung menjadi kaku atau fleksibel, meskipun dalam jangka pendek, keadaan produksi selalu mengalami perubahan, sedangkan standar jarang sekali dilakukan.
Penentuan Biaya Standar
 
            Menurut Nafarin (2003) yang dikutip oleh Winda ( 2011 ), penentuan biaya standar dibagi dalam tiga bagian, yaitu biaya bahan baku langsung standar, biaya tenaga kerja langsung standar, dan biaya overhead pabrik standar.
  1. Biaya Bahan Baku Langsung Standar. Biaya bahan baku langsung standar terdiri atas harga bahan baku langsung standar dan kuantitas bahan baku langsung standar. 
    • Harga bahan baku langsung standar. Harga bahan baku standar adalah taksiran harga bahan baku per unit. Harga bahan baku langsung standar biasanya ditentukan dari daftar harga pemasok (supplier), katalog, atau informasi lain yang berhubungan dengan kemungkinan perubahan harga di masa akan datang 
    • Kuantitas Bahan Baku Langsung Standar. Kuantitas bahan baku langsung standar adalah taksiran sejumlah unit bahan baku yang diperlukan untuk memproduksi satu unit produk tertentu. Kuantitas bahan baku langsung standar dapat ditentukan dengan menggunakan penyelidikan teknis dan analisis catatan masa lalu. Penyelidikan teknis misalnya dengan mengadakan taksiran yang wajar terhadap bahan baku yang diperlukan untuk satu unit produk atau membuat percobaan operasi produksi. Analisis catatan masa lalu misalnya dengan menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk (pekerjaan) yang sama dalam periode tertentu pada masa lalu.
  2. Biaya Tenaga kerja Langsung Standar. Biaya tenaga kerja langsung standar terdiri atas tarif upah tenaga kerja langsung standar dan jam tenaga kerja langsung standar. Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung Standar
    • Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung Standar. Tarif upah tenaga kerja langsung standar adalah taksiran tarif upah tenaga kerja langsung per jam. Tarif upah tenaga kerja langsung standar dapat ditentukan atas dasar perjanjian dengan karyawan dan data upah masa lalu yang dihitung secara rata-rata. 
    • Jam Tenaga Kerja Langsung Standar. Jam tenaga kerja langsung standar adalah taksiran sejumlah satuan waktu yang diperlukan untuk membuat satu unit produk tertentu.
  3. Biaya Overhead Pabrik Standar. Biaya overhead pabrik standar dapat ditaksir atas dasar kapasitas normal. Misalnya dengan menghitung kapasitas normal dalam satu tahun x unit atau y jam kerja langsung dan biaya overhead pabrik satu tahun yang terdiri atas biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap. Jam kerja normal atau kapasitas normal adalah jam kerja yang digunakan untuk menentukan standar tarif pembebanan biaya overhead pabrik. Kapasitas normal merupakan suatu tingkat kapasitas operasi yang dapat dicapai dengan pemanfaatan secara maksimal semua input atas fasilitas sarana dan prasarana yang dimiliki oleh perusahaan. Sehingga pada akhirnya tercapai biaya per unit produk yang serendah mungkin.
Konsep Pengendalian
            Pengendalian dibutuhkan dalam setiap pekerjaan untuk mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan agar sesuai dengan yang direncanakan semula. Pengendalian adalah melihat ke belakang, memutuskan apakah yang sebenarnya telah terjadi dan membandingkannya dengan hasil yang direncanakan sebelumnya (Hansen dan Mowen, 2006). Menurut Rony (1990) yang dikutip oleh Winda ( 2011 ), pengendalian berkaitan dengan usaha, prosedur, metode, dan langkah yang harus ditempuh agar apa yang telah direncanakan dapat terlaksana dengan baik untuk mencapai sasaran yang ditetapkan.
Biaya produksi harus dapat dikendalikan agar tidak terjadi pemborosan.Oleh karena itu diperlukan suatu metode yang dapat mengendalikan biaya produksi agar berjalan secara efisien. Menurut Kuswadi (2005) yang dikutip oleh Winda ( 2011 ), penentuan biaya standar dilakukan untuk mencapai produktivitas yang maksimum dengan biaya serendah-rendahnya.

Analisis Varians
 
            Varians atau selisih menurut Hongren (2008) yang dikutip oleh Winda ( 2011 ) adalah perbedaan antara jumlah berdasarkan hasil aktual dan jumlah yang dianggarkan, yakni jumlah aktual dan jumlah yang diperkirakan berdasarkan anggaran. Varians adalah perbedaan yang terjadi antara biaya standar dengan biaya sebenarnya yang mungkin menguntungkan atau sebaliknya.
            Kuswadi (2005) yang dikutip oleh Winda ( 2011 ) mendefinisikan varians adalah selisih antara biaya standar dan biaya aktual. Varians dianggap baik jika biaya aktualnya lebih kecil daripada biaya standar dan sebaliknya. Jumlah varians untuk suatu periode biasanya terdiri atas varians yang baik (favorable) dan varians yang tidak baik (unfavorable). Varians ini berasal dari biaya standar bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Dengan membandingkan biaya standar dan biaya aktual, manajemen diharapkan dapat memperhatikan varians-varians yang terjadi dan dapat mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan. Hongren (2008) yang dikutip oleh Winda ( 2011 ) membagi varians ke dalam dua bagian yaitu:
  1. Varians Harga. Varians harga adalah perbedaan antara harga aktual dan harga yang dianggarkan dikali dengan kuantitas masukan aktual, seperti bahan baku yang digunakan atau dibeli.
  2. Varians Efisiensi / Kuntitas. Varians efisiensi adalah perbedaan antara kuantitas masukan aktual dan anggaran kuantitas masukan yang seharusnya digunakan untuk memproduksi keluaran aktual dikali dengan harga yang dianggarkan. Analisis varians digunakan untuk evaluasi kinerja. Ada dua hal yang menjadi penilaian menurut Hongren (2008), yaitu :
  • Efektifitas, yaitu tingkat pencapaian tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
  • Efisiensi, yaitu jumlah relatif masukan yang digunakan untuk mencapai tingkat keluaran tertentu. Makin sedikit masukan yang digunakan untuk mencapai tingkat keluaran tertentu atau semakin banyak keluaran untuk tingkat masukan tertentu maka semakin tinggi efisiensinya.
            Selanjutnya terdapat tiga catatan penting berkaitan dengan analisis varian baik untuk selisih kuantitas maupun selisih harga, yaitu :
  1. Selisih harga dan kuantitas dapat dihitung untuk tiga elemen biaya yaitu bahan langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, meskipun selisih tersebut tidak disebut dengan nama yang sama dalam semua kas
  2. Meskipun selisih harga dapat disebut dengan nama yang berbeda tetapi dihitung dengan cara yang sama persis baik untuk bahan langsung, tenaga kerja maupun biaya overhead. Begitu pula dengan selisih kuantitas. 
  3. Bahwa analisis selisih sebenarnya merupakan suatau tipe analisis input-output. Input mewakili kuantitas sesungguhnya bahan langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Output mewakili produksi yang baik dalam periode tersebut dinyatakan dalam kuantitas standar yang diperbolehkan untuk output sesungguhnya. Kuantitas standar yang diperbolehkan berarti jumlah bahan langsung, tenaga kerja langsung atau biaya overhead pabrik yang sebaiknya digunakan dalam menghasilkan output sesungguhnya dalam periode tersebut. Hal ini berarti bahan, tenaga kerja dan overhead pabrik lebih banyak atau lebih sedikit daripada yang sesungguhnya digunakan, tergantung pada efisiensi dan ketidakefisienan operasi perusahaan. 

    SUMBER :
    Sasi, Sapta. 2011 . “ Penetapan Biaya Standard Dalam Perencanaan dan   Pengendalian Biaya Produksi ( Studi Kasus PT Ajinomoto )” . Skripsi . Surabaya : Perbanas.
    Simamora, Henry . 2002 . Akuntansi Manajemen, Edisi 2. Yogyakarta : UPP AMP   YKPN .

0 komentar:

Posting Komentar