Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 24 Oktober 2012

Standar Kualitas Kedelai




Pemerintah Akan Tetapkan Standar Kualitas Kedelai


Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso menyatakan akan ada standar kualitas kedelai yang ditetapkan pemerintah sebagai pegangan Bulog dalam membeli kedelai petani. Standar kualitas itu akan dimasukkan pada kebijakan harga pembelian pemerintah untuk kedelai dalam negeri.
            “ Standar yang akan dipakai salah satunya terkait dengan kadar air dalam kedelai. Kalau tidak ada standar tertentu, bisa jadi kedelai direndam air sebelum di jual ke Bulog, “ kata Sutarto, selasa (2/10) di Jakarta.
            Dirut Bulog yang juga mantan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian ini menyatakan hal itu saat menjawab pertanyaan terkait dengan harapan petani kedelai agar Bulog membeli kedelai mereka dengan harga Rp 7.000/kg dalam kualitas kedelai kering panen.
            Menurut para petani, kadar air untuk kedelai kualitas kering panen sekitar 21%. Kalau musim hujan , kandungan airnya bisa lebih banyak.
            Sirep, Ketua Kelompok Tani Kedung Rejeki di Desa Kedung Banteng, Kecamatan Pilang Kenceng, Kabupaten Madiun , Jawa Timur, meyatakan, para petani berharap HPP kedelai yang ditetapkan pemerintah Rp 7.000/kg dengan kualitas kedelai kering panen.
            “ Kalau petani harus menjual dengan kadar air 12%, misalnya sama saja akan ada penyusutan berat. Kalau dikonversi harga beli kedelai di petani hanya sebesar Rp 6.500/kg ,”katanya.
            Harga beli kedelai tersebut belum sesuai dengan harapan petani. Kalau pemerintah menginginkan petani bersemangat menangkan kedelai, petani harus diberi harga yang bagus.
            Towo, Ketua Kelompok Petani untun di Desa Kedung Banteng, menyatakan, saat ini PT Unilever Indonesia membeli kedelai hitam petani dengan harga Rp 6.800 – Rp 7.000 / kg. Kalau pemerintah membeli dengan harga lebih rendah, itu tidak membantu petani.
            “ Harga sebesar itu dibeli di rumah tanpa petani kesulitan menjemur. Kadar airnya juga tinggi karena masih kering panen, “ katanya .
            Sutarto mengatakan, saat ini kadar air kedelai impor sekitar 10%. Tidak mungkin pemerintah bisa membeli dengan harga tinggi tetapi dengan tingkat kadar air yang juga tinggi.
            Meski demikian Sutarto mengatakan, untuk menjembatani hal itu, pemerintah tentunya akan menerapkan table harga rafaksi, yakni tingkat harga kedelai yang ditetapkan dalam HPP sesuai dengan kualitasnya. Adapun basis perhitungannya, kedelai konsumsi dengan kadar air di bawah beras, kurang dari 14%.
            Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Pangan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian Hasil Sembiring mengatakan, banyak manfaat yang bisa di dapat dengan pengembangan dan perluasan penanaman kedelai.Semakin luas pertanaman kedelai, hal ini mendorong perbaikan pola tanam padi.

Sumber             : Berita Ekonomi dalam Kompas , 3 Oktober 2012 , hlm 18 .

Analisis             :


Saya setuju dengan pernyataan Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso yang menyatakan bahwa  ‘ akan ada standar kualitas kedelai yang ditetapkan pemerintah sebagai pegangan Bulog dalam membeli kedelai petani ‘. Karena dengan adanya standar kualitas kedelai, petani kedelai menjadi lebih bersemangat atau berminat lagi untuk menanam kedelai. Seperti kita ketahui bahwa belakangan ini Petani tidak berminat menanam kedelai karena keuntungan yang diperoleh lebih kecil dibanding komoditas lain, apalagi harga kedelai impor lebih murah dibanding kedelai lokal. Untuk memperkuat pemenuhan kedelai nasional diantaranya , pemerintah juga harus meningkatkan program perluasan lahan tanam kedelai di luar Jawa sekaligus meningkatkan produktivitas.

0 komentar:

Posting Komentar