Direktur Utama
Perum Bulog Sutarto Alimoeso menyatakan akan ada standar kualitas kedelai yang
ditetapkan pemerintah sebagai pegangan Bulog dalam membeli kedelai petani.
Standar kualitas itu akan dimasukkan pada kebijakan harga pembelian pemerintah
untuk kedelai dalam negeri.
“ Standar yang
akan dipakai salah satunya terkait dengan kadar air dalam kedelai. Kalau tidak
ada standar tertentu, bisa jadi kedelai direndam air sebelum di jual ke Bulog,
“ kata Sutarto, selasa (2/10) di Jakarta.
Dirut Bulog yang
juga mantan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian ini
menyatakan hal itu saat menjawab pertanyaan terkait dengan harapan petani
kedelai agar Bulog membeli kedelai mereka dengan harga Rp 7.000/kg dalam
kualitas kedelai kering panen.
Menurut para
petani, kadar air untuk kedelai kualitas kering panen sekitar 21%. Kalau musim
hujan , kandungan airnya bisa lebih banyak.
Sirep, Ketua
Kelompok Tani Kedung Rejeki di Desa Kedung Banteng, Kecamatan Pilang Kenceng,
Kabupaten Madiun , Jawa Timur, meyatakan, para petani berharap HPP kedelai yang
ditetapkan pemerintah Rp 7.000/kg dengan kualitas kedelai kering panen.
“ Kalau petani
harus menjual dengan kadar air 12%, misalnya sama saja akan ada penyusutan
berat. Kalau dikonversi harga beli kedelai di petani hanya sebesar Rp 6.500/kg
,”katanya.
Harga beli
kedelai tersebut belum sesuai dengan harapan petani. Kalau pemerintah
menginginkan petani bersemangat menangkan kedelai, petani harus diberi harga
yang bagus.
Towo, Ketua
Kelompok Petani untun di Desa Kedung Banteng, menyatakan, saat ini PT Unilever Indonesia
membeli kedelai hitam petani dengan harga Rp 6.800 – Rp 7.000 / kg. Kalau
pemerintah membeli dengan harga lebih rendah, itu tidak membantu petani.
“ Harga sebesar
itu dibeli di rumah tanpa petani kesulitan menjemur. Kadar airnya juga tinggi
karena masih kering panen, “ katanya .
Sutarto
mengatakan, saat ini kadar air kedelai impor sekitar 10%. Tidak mungkin
pemerintah bisa membeli dengan harga tinggi tetapi dengan tingkat kadar air
yang juga tinggi.
Meski demikian
Sutarto mengatakan, untuk menjembatani hal itu, pemerintah tentunya akan
menerapkan table harga rafaksi, yakni tingkat harga kedelai yang ditetapkan
dalam HPP sesuai dengan kualitasnya. Adapun basis perhitungannya, kedelai
konsumsi dengan kadar air di bawah beras, kurang dari 14%.
Kepala Pusat
Penelitian dan Pengembangan Pangan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Kementerian Pertanian Hasil Sembiring mengatakan, banyak manfaat yang bisa di
dapat dengan pengembangan dan perluasan penanaman kedelai.Semakin luas
pertanaman kedelai, hal ini mendorong perbaikan pola tanam padi.
Sumber : Berita
Ekonomi dalam Kompas , 3 Oktober 2012 , hlm 18 .
Analisis :
Saya
setuju dengan pernyataan Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso yang
menyatakan bahwa ‘ akan ada standar
kualitas kedelai yang ditetapkan pemerintah sebagai pegangan Bulog dalam
membeli kedelai petani ‘. Karena dengan adanya standar kualitas kedelai, petani
kedelai menjadi lebih bersemangat atau berminat lagi untuk menanam kedelai.
Seperti kita ketahui bahwa belakangan ini Petani tidak berminat menanam kedelai
karena keuntungan yang diperoleh lebih kecil dibanding komoditas lain, apalagi
harga kedelai impor lebih murah dibanding kedelai lokal. Untuk memperkuat
pemenuhan kedelai nasional diantaranya , pemerintah juga harus meningkatkan
program perluasan lahan tanam kedelai di luar Jawa sekaligus meningkatkan
produktivitas.
0 komentar:
Posting Komentar