Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 09 November 2012

Pembangunan Infrastruktur


Pembangunan Infrastruktur Masih

Bergantung Pada Utang

Saugy Riyandi - www.merdeka.com
Selasa, 6 November 2012

            Pemerintah mengakui dana utang tetap diperlukan dalam pembangunan infrastruktur di Tanah Air. Namun penggunaan utang ini hanya pada proyek infrastruktur yang mendesak atau darurat seperti pembangunan irigasi dan waduk berskala besar.
            Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa, mengatakan pemerintah tetap berupaya mengurangi penarikan utang negara yang saat ini mencapai Rp 2.000 triliun. Salah satu caranya dengan memberdayakan perusahaan swasta nasional dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor infrastruktur.
            "Tetapi yang pasti, spirit kita tidak bergantung kepada pembiayaan luar negeri tetapi kita mendorong BUMN kita untuk membangun," ujarnya saat ditemui di kantornya, Jakarta, Selasa (6/11).
            Hatta memastikan pemerintah tidak akan menggunakan utang luar negeri dalam upaya pembangunan infrastruktur yang tercantum dalam Master Plan Program Percepatan Ekonomi Indonesia (MP3EI). "Pemerintah saat ini tidak akan banyak membangun infrastruktur dari utang," tuturnya.
            Hatta menambahkan saat ini Indonesia menjadi salah satu negara yang baik dalam tata kelola utang. Pasalnya, debt ratio Indonesia saat ini mengalami penurunan hingga mencapai 23 persen. 
            "Kita mengelolanya dengan sangat sehat. Bahkan kita dianggap sebagai salah satu negara yang mengelola utang dengan sehat," katanya.

Diunduh : Jum’at , 09 November 2012 – Pukul 18.40 WIB
Analisis  :
Menurut saya pribadi, pembangunan infrastruktur lebih baik menggunakan biaya dari dalam negeri atau dengan kata lain tidak berutang pada luar negeri.Karena menurut saya selama ini Indonesia sudah terlalu terlena dengan bantuan hutang dari luar negeri . Meskipun bantuan tersebut memberikan bunga yang rendah, namun sudah seharusnya Indonesia berdiri dengan kaki sendiri. Selain itu, jika Negara kita terus menerus berhutang dan hutang tersebut tidak dapat terbayarkan maka Negara kita akan mengalami krisis moneter. Oleh karena itu , pemerintah harus menyesuaikan antara pemasukan Negara dengan pengeluaran Negara. 

0 komentar:

Posting Komentar