Bagaimana Menyimpan Obat yang Benar?
Rosmha Widiyani | Rabu, 28
Agustus 2013
KOMPAS.com — Seperti halnya
makanan, obat adalah benda yang tidak dapat diperlakukan sembarangan. Ini
merupakan barang yang perlu terus terjamin keutuhannya agar zat-zat yang
terkandung di dalam obat tidak rusak atau berubah.
Selain diperlukan saat dalam kondisi tubuh
sakit, obat biasanya disimpan untuk beberapa lama sebagai antsisipasi bila
mendadak sakit. Hal serupa juga biasanya diterapkan pada jenis obat resep yang
masih tersisa. Harapannya, obat tersebut masih dapat dikonsumsi saat sakit yang
sama kembali terjadi.
Namun, bagaimanakah cara menyimpan
obat-obatan yang benar? Berikut ini adalah tips sederhana dari Deputi Bidang
Pengawasan Produk Terapeutik dan NAPZA Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
RI, Retno Tyas Utami.
1.
Jangan lebih dari seminggu
Aturan ini berlaku untuk jenis obat-obatan
resep yang diperoleh melalui pemeriksaan dokter. Retno memberikan batas waktu
paling lama seminggu pada obat-obatan tersebut.
"Bila perlu segera buang, jika sudah
tidak mengonsumsi. Penyimpanan obat di dokter dan rumah sakit berbeda,"
kata Retno.
Ia menegaskan, terdapat perbedaan perlakukan
pada obat-obat yang disimpan di rumah dan rumah sakit, misalnya dari suhu
penyimpanan. Dikhawatirkan penyimpanan di rumah akan menurunkan mutu obat dan
memudahkan organisme lain berkembang. Retno menyarankan, perlakuan sama pada
kemasan obat yang sudah terbuka. Jangan digunakan lagi setelah melewati batas
seminggu.
2.
Perhatikan petunjuk penyimpanan
Penyimpanan yang benar akan mempertahankan
kualitas obat. Petunjuk antara lain mencakup, paparan sinar matahari dan suhu
penyimpanan. Selain itu patut diingat, tidak semua obat bisa disimpan dalam
waktu lama.
"Sirup penurun panas anak mungkin bisa
sampai sebulan, karena sifatnya yang lebih stabil. Namun jangan sampai kena
sinar matahari," imbuh Retno.
3.
Perhatikan expiration date
EXP adalah kepanjangan dari expiration
date yang merupakan batas waktu penggunaan obat atau tanggal kedaluwarsa. Setelah
melewati batas waktu yang tertera pada kemasan, kualitas obat sudah menurun
sehingga dikhawatirkan menimbulkan efek negatif pada konsumen.
"Jangan tertipu kemasan atau wujud obat
yang masih baik. Jika sudah kedaluwarsa langsung buang, tidak perlu merasa sayang,"
kata Retno.